Saturday, 6 September 2014

Perilaku Konsumen : Kuliah Pertama

Tri Ardini, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Text Book: Ujang Sumarwan. 2011. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Edisi 2 Cetakan 1. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

Cover buku Perilaku Konsumen
Buku saya, belum dibuka plastiknya :p
Dosen Pengajar :
Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc
Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA
Ir. MD Djamaluddin, M.Sc
Ir. Ratnaningsih, MS

Catatan pertama kuliah Perilaku Konsumen, Senin, 1 Spetember 2014.

Kuliah diadakan di Gedung Kuliah A, Fakultas Pertanian IPB, tepatnya berada di sebelah media center. Seharusnya kuliah dimulai pukul 10.00 WIB, namun karena ada beberapa kendala, akhirnya kuliah dimulai sekitar pukul 10.15 WIB. Kuliah pertama diisi langsung oleh Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc. Beliau lebih ingin dipanggil Pak USA (Sesuai dengan kode dosen di IKK sepertinya).

Awalnya, saya mengira bahwa kuliah ini akan terasa sedikit tidak kondusif, mengingat ruangan yang digunakan cukup besar, yaitu GKA, sehingga saya berpikiran bahwa mahasiswa yg mengambil mata kuliah ini banyak. Akan tetapi, pada kenyataannya tidak terlalu banyak juga mahasiswa yg mengambil perilaku konsumen pada hari senin jam 10.00 WIB, sehingga fokus saya masih bisa terjaga meski kuliah selama 2.5 jam hehe.

Pada kuliah pertama ini, Pak USA memberikan gambaran umum tentang perkuliahan Perilaku Konsumen (perilkon) ini. Selain itu, Pak USA juga memberi tahu jika nanti akan ada tugas berkelompok untuk mata kuliah ini. Pembagian kelompok dilakukan hari itu juga. Sebelum membagi kelompok, Pak USA terlebih dulu memberikan pertanyaan, yaitu tentang satu kata yang berhubungan dengan konsumen. Uniknya, seluruh mahasiswa diperintahkan untuk mencatat jawaban dari teman mahasiswa lainnya yang nanti akan ditanya oleh beliau satu persatu, agar tidak ada mahasiswa yang menyebutkan jawaban yang sama. Jika ada mahasiswa yang jawabannya sama, maka akan mendapat hukuman. Pak USA memanggil mahasiswa satu persatu untuk menjawab pertanyaan tadi (sekaligus pembagian kelompoknya), dan mahasiswa lain mencatat jawaban temannya. Pada akhirnya, ada dua mahasiswa yang memiliki jawaban sama, sehingga seharusnya mereka berdua diberikan hukuman (disuruh bernyanyi kalau tidak salah hukumannya), namun mungkin karena masih hari pertama, hingga perkuliahan berakhir, dari kedua mahasiswa tadi tidak ada yang dihukum.

Pada akhir perkuliahan, mahasiswa diminta berkumpul dengan kelompoknya untuk saling berkenalan dan bertukar kontak agar mudah untuk dihubungi serta untuk mendiskusikan tugas. Saya satu kelompok dengan 4 teman satu departemen ilmu komputer serta 3 teman lainnya dari departemen matematika. Ya meskipun kuliahnya cukup lama, 2.5 jam, akan tetapi saya merasa semakin tertarik untuk lebih mendalami mata kuliah ini, karena saya percaya ilmu yang saya dapat dari kuliah ini akan sangat bermanfaat bagi saya kelak.

Untuk teman - teman yang penasaran dengan Pak USA atau ingin mengenal beliau lebih dekat, silahkan kunjungi blog beliau di http://ujangsumarwan.blog.mb.ipb.ac.id/

Sekian. Terima Kasih. Salam sejahtera untuk kita semua :)

-TA | Amsterdam~

Sunday, 8 June 2014

Heuristic Evaluation

Assalamualaikum wr. wb.
Halo, selamat malam, khalayak ramai :)

Alhamdulillah masih dikasih kesempatan untuk bisa nulis disini hehe. Hmm kali ini penulis ingin berbagi sedikit hasil evaluasi dari sebuah website e-commerce, yang merupakan salah satu tugas ujian juga sih, take home test lebih tepatnya hehe. Jadi situs yang penulis evaluasi adalah www.lavidyashop.com . Situs ini merupakan situs jual - beli online tas - tas cewek. Evaluasi ini menggunakan 10 Prinsip Heuristic Evaluation oleh Jakob Nielsen. Kesepuluh aspek yang akan penulis evaluasi adalah sebagai berikut :
  1. Visibility of system status
  2. Match between system and the real world
  3. User control and freedom
  4. Consistency and standards
  5. Error Prevention
  6. Recognition rather than recall
  7. Flexibility and efficiency of use
  8. Aesthetic and minimalist design
  9. Help users recognize, diagnose, and recover from error
  10. Help and documentation
adapun referensi yang penulis gunakan adalah :
  • Nielsen J. 1995a. 10 Usability Heuristics for User Interface Design.
http://www.nngroup.com/articles/ten-usability-heuristics/
  • Nielsen J. 1995b. Severity Ratings for Usability Problems
http://www.nngroup.com/articles/how-to-rate-the-severity-of-usability-problems/

Cukup banyak bukan? okelah karena aspek yang akan penulis evaluasi cukup banyak, tanpa berlama - lama lagi, mari kita mulai mengevaluasi :)

Check this out!


-TA | Amsterdam

Recognition Rather than Recall | www.lavidyashop.com

Pada postingan keenam ini, penulis akan membahas tentang Recognition Rather than Recall dari www.lavidyashop.com.

Recognition rather than recall
Minimize the user's memory load by making objects, actions, and options visible. The user should not have to remember information from one part of the dialogue to another. Instructions for use of the system should be visible or easily retrievable whenever appropriate.

Prinsip ini menekankan kepada desain interaksi yang meminimalkan pengguna untuk mengingat sebuah informasi.

Evaluasi pertama adalah ketika pengunjung memilih gambar keranjang pada bagian kanan atas, lalu masuk ke menu lihat keranjang. Ketika dalam menu lihat keranjang, terdapat tombol checkout. Tombol ini biasanya untuk melakukan order barang yang sudah ada dalam keranjang. Celakanya, hal itu tidak diterapkan dalam website ini. Memang benar ketika kita memilih menu itu, kita langsung diantarkan ke menu pemesanan dimana sudah disediakan form untuk pemesanan. Namun, yang dijumpai oleh pengunjung adalah form pemesanan yg kosong. Kosong disini berarti data - data barang yang sudah kita masukan kedalam keranjang menjadi tidak berguna, kita tetap harus mengisi kolom barang yang dipesan dengan kode barang dan jumlah yang akan kita beli.

Halam keranjang belanja, berisi semua barang yg sudah kita masukkan kedalam keranjang
Data tidak masuk form, isi ulang pesanan

Hal ini menuntut pengunjung untuk mengingat kode dari barang yang ingin pengunjung beli serta jumlahnya juga.

Saran :
Ada baiknya untuk form pemesanan diperbaiki, disesuaikan dengan barang yang sudah dimasukan kedalam keranjang, sehingga mengurangi aktifitas pengunjung.


Namun tidak hanya hal negatif yang ada pada bagian ini, tentunya juga ada hal positifnya. Pada bagian search, lavidyashop sudah menggunakan icon kaca pembesar untuk menandakan bahwa itu untuk mencari barang. Hal itu sudah cukup baik mengingat icon kaca pembesar sudah familiar sebagai alat pencarian, sehingga pengunjung sudah bisa mengetahui fungsi dari bagian search itu. Namun sangat disayangkan, icon kaca pembesar itu tidak bisa di klik, sehingga untuk melakukan search pengunjung harus menekan enter setelah memasukan keyword yg akan di search.

Saran :
Ada baiknya icon itu dibuat bisa di klik, karena kebanyakan orang sudah terbiasa menklik button icon kaca pembesar ketika akan melakukan search.


Dari kedua masalah diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 3

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Recognition Rather than Recall. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam   

Flexibility and Efficiency of Use | www.lavidyashop.com

Pada postingan ketujuh ini, penulis akan membahas tentang Flexibility and Efficiency of Use dari www.lavidyashop.com.

Flexibility and efficiency of use
Accelerators -- unseen by the novice user -- may often speed up the interaction for the expert user such that the system can cater to both inexperienced and experienced users. Allow users to tailor frequent actions.
Prinsip ini menjelaskan bahwa sistem seharusnya memberikan perlakuan yang berbeda kepada pengunjung yang sudah ahli dan pengunjung awam. Selain itu, sistem juga memberikan alternatif bagi pengunjung yang tidak biasa baik dari segi budaya, fisik, maupun bahasa.

Pada bagian ini, sebenarnya tidak ada masalah yg begitu berarti, karena website ini tidak membeda - bedakan pengguna, semua pengguna dianggap sama. Isi konten web yang cukup simple mungkin akan membuat pengunjung awam akan cepat terbiasa dengan website ini.

untuk bahasa, mungkin bisa ditambahkan opsi versi bahasa inggris, siapa tahu ada bule yang mau beli tas disini :D

Penulis memberikan nilai Severity Ratings : 0

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Flexibility and Efficiency of Use. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam

Aesthetic and Minimalist Design | www.lavidyashop.com

Pada postingan kedelapan ini, penulis akan membahas tentang Aesthetic and Minimalist Design dari www.lavidyashop.com.

Aesthetic and minimalist design
Dialogues should not contain information which is irrelevant or rarely needed. Every extra unit of information in a dialogue competes with the relevant units of information and diminishes their relative visibility.
Prinsip ini menekankan pada keindahan, desain yang minimalis serta informasi yang relevan.

Evaluasi pertama terkait aspek ini, adalah pada bagian label yang terletak di bagian footer website. Mengapa? karena sesuai dengan prinsip aspek ini, bahwa suatu website yang baik haruslah website dengan desain yang minimalis, serta menampilkan informasi yang penting dan relevan saja. Untuk label ini saya rasa kurang relevan dan membuat website terlihat tidak minimalis, karena ketika label ini di klik, maka pengunjung akan diantarkan ke halaman kategori sesuai dengan label yang dipilih.

Label di bagian footer
Sedangkan dibagian kanan website sudah ada kolom kategori yang akan melakukan hal serupa ketika dipilih.

Kategori

Hal ini membuat halaman website terlalu kebawah (scroll terlalu banyak) sehingga pengunjung yang penasaran akan melakukan scroll kebawah dan yang mereka dapatkan hanyalah label - label yang notabene sama dengan kategori dibagian kanan website.

Saran :
Ada baiknya untuk label ini dihilangkan saja, agar website lavidyashop.com ini terlihat lebih elegan dan minimalis.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi berikutnya adalah, selalu munculnya box yang berisi selamat datang, cek resi, dan cek ongoks kirim di setiap halamannya. Menurut Penulis ini tidak baik karena hal yang sama dimunculkan berulang kali dan dihalaman yang tidak semestinya.

Box selamat datang
Box cek ongkos kirim

Box cek resi

Saran :
Ada baiknya untuk bagian selamat datang ditempatkan di home, lalu cek resi dan cek ongkos kirim disimpan dibagian pemesanan, rasanya itu akan lebih efisien ketimbang penempatan yang sekarang.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi berikutnya adalah penempatan form pemesanan yang rasanya terlalu dipaksakan.

Form melebihi box dan tertutup menu kategori

Form yang terlihat diatas seperti dipaksakan masuk kedalam sebuah kolom, sehingga tidak adanya scroll kesamping membuat form melebihi batas kolom yg tersedia, sehingga kesannya terlalu memaksakan dan tidak enak dilihat.

Saran :
Ada baiknya diatur ulang dalam penempatan form, tidak perlu dimasukan kedalam kolom akan lebih baik. Atau ukuran dari form itu sendiri diperkecil jika memungkinkan agar terlihat lebih indah dan enak dilihat.


Dari ketiga masalah diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 4

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Aesthetic and Minimalist Design. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam

Help Users Recognize, Diagnose, and Recover from Errors | www.lavidyashop.com

Pada postingan kesembilan ini, penulis akan membahas tentang Help Users Recognize, Diagnose, and Recover from Errors dari www.lavidyashop.com.

Help users recognize, diagnose, and recover from errors
Error messages should be expressed in plain language (no codes), precisely indicate the problem, and constructively suggest a solution.
Prinsip ini menjelaskan bahwa sistem seharusnya meberikan pesan error dengan bahasa yang umum dan memberika solusinya kepada pengguna,jika terjadi error pada sistem tersebut.

Terkait aspek ini, menurut penulis, website lavidyashop.com sudah menerapkan beberapa pesan error disaat terjadi kesalahan, seperti pada gambar form berikut.

Pesan error pada form pemesanan




Ketika form tersebut tidak diisi, maka sudah ada pemberitahuan bahwa itu harus diisi, dengan adanya tulisan berwarna merah dan border fieldnya menjadi merah juga menandakan bahwa bagian tersebut memang wajib diisi. Begitu pula ketika akan melakukan cek resi dan cek ongkos kirim, pengunjung akan langsung diberi peringatan bahwa field yg kosong harus diisi sebelum dapat memproses permintaan (untuk cek ongkos kirim di direct ke halaman baru).

Pesan error pada saat cek ongkos kirim

Pesan error pada saat cek resi

Namun, menurut Penulis, situs ini masih tetap mempunyai kekurangan. Apakah itu? kekurangan ini muncul ketika pengunjung melakukan search akan tetapi barang yang di-search tidak ada.

Search tempe goreng




Seperti contoh diatas, saya mencoba mencari tempe goreng yang sudah jelas tidak ada di situs ini. Setelah saya enter, tidak ada pesan apa - apa terkait hasil pencarian saya. Hanya seperti halaman biasa saja. Ini akan membuat bingung pengguna dan mencari - cari dimanakah hasil search tadi.

Saran :
Ada baiknya ketika search tidak menemukan hasil diberikan pesan pemberitahuan/peringatan seperti "Maaf, barang yang anda cari tidak ditemukan" atau semacamnya.


Dari hasil evaluasi diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 3

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Help Users Recognize, Diagnose, and Recover from Errors. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam


Help and Documentation | www.lavidyashop.com

Pada postingan kesepuluh ini, penulis akan membahas tentang Help and Documentation dari www.lavidyashop.com.

Help and documentation
Even though it is better if the system can be used without documentation, it may be necessary to provide help and documentation. Any such information should be easy to search, focused on the user's task, list concrete steps to be carried out, and not be too large.
Sistem bisa dikatakan sangat baik jika dapat digunakan tanpa adanya bantuan dan dokumentasi, akan tetapi ini sangat jarang sekali terjadi sehingga keberadaan dari fitur help serta dokumnetasi sangat membantu pengunjung agar dapat menggunakan sistem sebagaimana mestinya.

Terkait aspek help and documentation ini, situs lavidyashop.com sebenarnya sudah menyediakan halaman tersendiri yang berisi bantuan bagi para pengunjung. Isi dari halaman tersebut adalah tata cara pemesanan melalui form, sms, dan bbm.

Bantuan untuk cara pemesanan

Namun sayangnya, menu bantuan ini lebih kearah pemesanan, bukan untuk membantu pengunjung dalam menjelajahi situs ini, mungkin seperti bantuan untuk menambahkan barang kedalam keranjang dll. Semua yang tertera pada halaman ini mengarah ke pemesanan.

Saran :
Ada baiknya ditambahkan pula bantuan untuk pengguna saat menjelajahi situs, agar pengguna pun tidak kebingungan dalam menjelajahi situs ini.


Dari hasil evaluasi diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 2

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Help and Documentation. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam

Error Prevention | www.lavidyashop.com

Pada postingan kelima ini, penulis akan membahas tentang Error Prevention dari www.lavidyashop.com.

Error prevention
Even better than good error messages is a careful design which prevents a problem from occurring in the first place. Either eliminate error-prone conditions or check for them and present users with a confirmation option before they commit to the action.
Prinsip ini menekankan pada usaha yang dilakukan sistem untuk menghindari terjadinya kesalahan. Hal ini berdasarkan aturan utama pada usability testing, yaitu tidak adakesalahan yang dilkukan oleh user.

Evaluasi pertama terkait error prevention terdapat dibagian kolom search. Umunya kolom search digunakan untuk mencari produk yang kita inginkan. Tapi disini error prevention tidak diterapkan, karena website ini mengizinkan pengunjung untuk melakukan search tanpa menginput apapun dalam kolom search. berikut adalah contoh hasil search kosong. Hasil yang dikeluarkan oleh website ini adalah barang yang paling baru.

Search kosong

Saran :
Ada baiknya berikan warning ketika pengguna melakukan blank search.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi berikutnya ada pada form pemesanan, mengapa? kita lihat bahwa form pemesanan ini menggunakan google form, dan sudah di set agar field tidak boleh kosong. Namun, form tersebut juga tidak mencegah adanya kesalahan input dari pengunjung. Pihak lavidyashop.com mengizinkan pengisian semua field dengan karakter " " (spasi) dan mengisinya bukan dengan isian yang sesuai.

Form diisi dengan spasi, lalu bisa di submit
Form diisi dengan isian yang tidak sesuai, namun bisa di submit

Saran :
Ada baiknya dilakukan validasi seperti pada kolom no hp dan email, karena kedua kolom itu saya nilai paling krusial sebagai lanjutan dari pemesanan barang oleh pengunjung


Dari kedua masalah diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 3

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Error Prevention. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam  

Consistency and Standards | www.lavidyashop.com

Pada postingan ini, penulis akan membahas tentang Consistency and Standards dari www.lavidyashop.com

Consistency and standards
Users should not have to wonder whether different words, situations, or actions mean the same thing. Follow platform conventions.
Prinsip ini membahas bagaimana sebuah sistem harus konsisten dan mengikuti standar yang sudah ada agar tidak membingungkan pengguna.

Evaluasi pertama adalah terkait gambar. Seperti online shop - online shop pada umumnya, representasi gambar akan meyakinkan pengunjung untuk membeli produk yang dijual di online shop tersebut. Begitupun yang terdapat pada lavidyashop.com ini. Karena kategorinya cukup banyak, jadi penulis coba membuka kategorinya satu - persatu. Awalnya setelah membuka beberapa kategori, penulis rasa sudah konsisten, karena gambar seluruhnya ada, namun setelah membuka beberapa kategori lagi, terdapat satu produk yang tidak ada gambarnya.

Satu produk yang tidak ada keterangan gambarnya



Awalnya penulis menduga ini kesalahan browser, setelah refresh page berkali - kali, hasilnya tetap sama. Penulis coba klik untuk melihat info lebih detail, siapa tahu gambarnya muncul. Namun hal itu tidak terjadi, gambarnya tetap tidak ada.

Pada bagian detail barang gambar tidak muncul

Ini suatu hal yang cukup disayangkan, mengingat representasi gambar menjadi satu alasan penting dalam pembelian barang di online shop.

Seharusnya seperti ini

Seharusnya seperti ini

Saran :
Ada baiknya dicek lagi terkait gambar tiap barang yang dijual, sehingga pengunjung dapat melihat bentuk barang yang dijual dan menjadi nilai tambah juga untuk online shop ini.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi selanjutnya adalah ketidaksesuaian yang juga terjadi pada bagian menu, ketika dibuka dengan new tab, maka akan terlihat ketidak sesuaian pada menu kategori+ dan syarat dan ketentuan. Untuk menu kategori+, judul yang tertera pada tab adalah sama persis dengan judul home, sedangkan menu syarat dan ketentuan, judul yang tertera adalah url dari website lavidyashop.com/p/syarat-dan-ketentuan.html.

Menu tidak konsisten

Saran :
Ada baiknya diperbaiki dengan menyelaraskan judul halaman dengan menu yg tertera pada bagian halaman, sehingga terlihat konsisten untuk setiap halamannya dan tidak membingungkan pengunjung.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi selanjutnya adalah adanya self link (tautan ke halaman sendiri) di seluruh halaman.
Nielsen dan Tahir (2001) memberikan sebuah prinsip desain berikut :
Jangan memberikan tautan aktif ke halaman utama, di halaman utama.
Sedangkan Johnson (2006) lebih meluaskan prinsip diatas menjadi :
Jangan memberikan tautan aktif ke halaman saat ini, di halaman saat ini

Saran :
Ada baiknya setiap self link atau tautan ke diri sendiri dapat dihilangkan.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi selanjutnya adalah penggunaan huruf besar yg tidak konsisten, karena tidak seharusnya menggunakan huruf kapital. Beberapa kategori menggunakan huruf kapital karena memang brand mereka menggunakan huruf kapital.

Pilihan kategori yang seharusnya tidak menggunakan huruf kapital

Saran :
Ada baiknya yg tidak perlu di tulis dalam huruf kapital di tulis dengan huruf biasa, agar selaras dengan yang lainnya.


Dari keempat masalah diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 4

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Consistency and Standards. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam 

User Control and Freedom | www.lavidyashop.com

Pada postingan ini, penulis akan membahas tentang User Control and Freedom dari www.lavidyashop.com

User control and freedom
Users often choose system functions by mistake and will need a clearly marked "emergency exit" to leave the unwanted state without having to go through an extended dialogue. Support undo and redo.
Prinsip ini membahas bagaimana sistem seharusnya menyediakan "emergency exit" saat pengguna masuk kepada keadaan yang tidak ia inginkan.

Evaluasi pertama adalah tidak adanya fitur untuk mengedit pesanan pengunjung. Ketika pengunjung sudah tahu barang apa saja yang akan dibeli, maka pengunjung akan langsung melakukan pemesanan lewat form pemesanan yang disediakan. Celakanya, ketika pengunjung salah menuliskan hal - hal penting dalam form (email dan kode barang), tidak ada fitur untuk dapat memperbaiki pesanan tersebut, melainkan seluruh data langsung ter-record kedalam google form yg digunakan pada website ini.

Saran:
Alangkah baiknya diberikan fitur edit pesanan, karena jika salah saja mengisi form tersebut, maka yang didapatkan oleh pengunjung pun akan berbeda dengan ekspektasi mereka. Atau mungkin bisa ditambahkan satu halaman konfirmasi sebelum submit, dengan memunculkan seluruh record yg diinputkan oleh pengunjung, sehingga pengunjung dapat mengecek ulang apakah data - data yang dimasukan sudah benar atau belum.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi selanjutnya terdapat pada bagian keranjang belanja. Mengapa? karena dibagian ini, user controlnya benar - benar dibatasi. Jika dilihat, ketika kita mengklik gambar keranjang pada bagian kanan atas, maka seluruh barang belanjaan yang sudah kita tambahkan kedalam keranjang akan terlihat. Celakanya, disana tidak terdapat tombol untuk menghapus pesanan satu persatu, melainkan hanya ada tombol untuk mengosongkan keranjang. Bayangkan jika pengunjung telah menambahkan banyak barang, dan secara tidak sengaja menambahkan barang yg tidak ingin ia beli, maka pengunjung harus mengosongkan keranjang belanjanya dan mulai memilih kembali barang yang ingin dibeli dengan kebih hati - hati tentunya.

Tidak ada tombol untuk menghapus barang satu - persatu
Saran :
Ada baiknya ditambahkan tombol untuk menghapus barang satu - persatu untuk lebih meringankan pekerjaan pengunjung ketika terjadi kesalahan seperti yang penulis contohkan diatas.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evakuasi berikutnya adalah mengenai breadcrumb. Sebenarnya untuk beberapa menu, terdapat breadcrumb yang menandakan pengunjung sedang berada di halaman mana, namun untuk halaman syarat dan ketentuan dan halaman produk/barang yang dijual, tidak terdapat breadcrumb, hal tersebut ada membuat pengunjung kebingungan dan sulit untuk kembali ke halaman yang diinginkan.


Halaman checkout, terdapat breadcrumb

Halaman cara pemesanan, terdapat breadcrumb

Halaman syarat dan ketentuan, tidak terdapat breadcrumb

Halaman salah satu kategori barang, tidak terdapat breadcrumb
Saran :
Ada baiknya ditambahkan breadcrumb untuk lebih memudahkan pengunjung dalam menjelajahi website ini.


Dari ketiga masalah diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 4

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek User Control and Freedom. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam 

Match Between System and The Real World | www.lavidyashop.com

Pada postingan ini, penulis akan membahas tentang Match Between System and The Real World dari www.lavidyashop.com

Match between system and the real world
The system should speak the users' language, with words, phrases and concepts familiar to the user, rather than system-oriented terms. Follow real-world conventions, making information appear in a natural and logical order.
Prinsip ini membahas bagaiman sistem seharusnya "berbicara dengan bahasa pengguna".
Untuk penggunaan bahasa, lavidyashop.com ini saya nilai sudah cukup baik dalam penggunaan tata bahasa. Sudah sewajarnya juga bahwa bahasa - bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengunjung nantinya. Perlu diingat bahwa istilah - istilah seperti Branded KW, grosir, eceran, reseller sudah menjadi istilah umum yang pastinya dimengerti dikalangan orang - orang yang sering melakukan belanja online, sehingga istilah - istilah tersebut tidak akan menjadi masalah.

Penulis memberikan nilai Severity Ratings : 0

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Match Between System and The Real World. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam

Visibility of System Status | www.lavidyashop.com

Pada postingan ini, penulis akan membahas tentang Visibility of System Status dari www.lavidyashop.com. Pertama - tama mungkin kita harus tau dulu ya apa itu Visibility of System Status.

Visibility of system status
The system should always keep users informed about what is going on, through appropriate feedback within reasonable time.

Prinsip ini sendiri membahas bagaimana sistem selalu menginformasikan statusnya dan memberikan feedback kepada pengguna.

Evaluasi yang pertama, untuk masalah navigasi, pada menu di halaman home, tulisan akan berubah warna dari putih menjadi orange ketika kursor di hover ke arah tulisan tersebut. Akan tetapi ketika menu itu dipilih, pada halaman selanjutnya tulisan menu akan berubah kembali seperti semula, yaitu berwarna putih. Akan tetapi, pada tab diatas browser sudah menunjukan jika kita sudah berpindah halaman.

Menu ketika ada di halaman cara pemesanan

Menu ketika kursor di hover ke salah satu menu

Menu setelah di klik dan pindah halaman ke home

Saran :
Ada baiknya setelah kita memilih menu, tulisan pada menu tersebut warnanya dibedakan dari menu yang lain untuk menandakan kita sedang berada di halaman/menu yang mana.


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Evaluasi selanjutnya, untuk masalah fungsi, terdapat beberapa icon dibagian kanan atas yang bermasalah. Ketika kita menekan icon facebook, maka kita akan langsung di-direct ke facebook page dari lavidyashop.com, akan tetapi ketiga icon yang lain ketika di klik tidak menimbulkan reaksi apa - apa. Hal ini sangat tidak baik, karena akan membuat pengunjung menunggu dan kebingungan, karena tidak adanya feedback yg sesuai harapan dari ketiga icon tersebut.

Icon yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya


Selain itu masalah juga terdapat pada menu kategori+. Ketika di kursor di-hover kearah menu tersebut, maka akan muncul dropdown menu yang menampilkan beberapa kategori. Namun ketika kita memilih menu tersebut (kategori+), tidak terjadi apa - apa, melainkan kita harus memilih salah satu kategori dari dropdown menu tadi, baru kita akan di-direct ke halaman sesuai kategori.


dropdown menu muncul ketika kursor di-hover kearah menu kategori+
Saran :
Ada baiknya, menu kategori+ tersebut tidak dibuat dropdown menu, melihat kategori tas yang di jual cukup banyak, lebih baik sediakan satu halaman baru untuk dapat menampilkan semua kategori tas yang di jual di lavidyashop.com


Dari kedua masalah diatas, penulis memberikan nilai Severity Ratings : 4

Keterangan Severe Ratings (Nielsen 1995):

0 = Bukan masalah

1 = Masalah yang tidak terlalu penting

2 = Minor usability problem. Perlu diperbaiki dengan prioritas rendah.

3 = Major usability problem. Sangat perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi.

4 = Usability catastrophe. Masalah yang sangat besar, perlu penanganan dengan prioritas paling tinggi.


Demikian hasil evaluasi penulis terkait aspek Visibility of System Status. Mudah - mudahan dengan adanya evaluasi ini, situs lavidyashop.com bisa menjadi situs yang lebih baik lagi :)

-TA | Amsterdam

Tuesday, 13 May 2014

Webliography Evaluation and Testing

Selamat malam!

Kali ini saya akan sedikin menjabarkan tentang beberapa teknik - teknik evaluasi. Hal ini didasari karena saya sendiri juga belum paham dengan teknik - teknik ini, lagi pula pas banget ada tugas membuat webliography tentang evaluation dan testing UX/UI, jadi ibaratnya sambil menyelam minum air hehe. Yuk dimulai aja :D

Evaluasi adalah suatu tes atas tingkat penggunaan dan fungsionalitas system yang dilakukan di dalam laboratorium, di lapangan, atau di dalam kolaborasi dengan pengguna. Yang dievaluasi pada interaksi manusia dan komputer adalah desain dan implementasinya. Evaluasi sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan semua tahapan siklus hidup desain.

Evaluasi memiliki tiga tujuan utama, yaitu :
  1. Melihat seberapa jauh system berfungsi, mencakup kesesuaian penggunaan system terhadap harapan user pada tugas tersebut. Evaluasi pada tahap ini meliputi pengukuran unjuk kerja dari user pada system, untuk melihat keefektifan system dalam mendukung tugas.
  2. Melihat efek interface bagi pengguna. Mencakup aspek dari kemudahan system dipelajari, daya guna dan perilaku user.
  3. Mengidentifikasi problem khusus yang terjadi pada system. Ketika penggunaan suatu konteks memberikan hasil yang tidak diinginkan, atau terjadi kekacauan di antara user. Tujuan ini merupakan aspek negatif dari desain.
Berikut adalah beberapa teknik evaluasi :
  • Heuristic Evaluation
       Evaluasi ini  di usulkan oleh Nielsen dan Molich, hampir  sama dengan cognitive walkthrough tetapi sedikit terstuktur dan sedikit terarah.  Heuristik  adalah guideline,  prinsip umum dan peraturan,  pengalaman yang bisa membantu suatu keputusan atau kritik atas suatu keputusan yang telah diambil, beberapa penilaian bebas tehadap suatu desain supaya kritik bisa memajukan potensi daya guna.
       Penilaian terhadap suatu daya guna dari suatu sistem memiliki peringkat 75 % dibanding  tampilan sistem. Ada sepuluh dasar dari heuristik,  seperti : 
  • Visibilitas status sistem
  • Kecocokan antara sistem dan dunia maya
  • Control user dan kebebasan
  • Konsisten dan standar
  • Pencegahan kesalahan
  • Pengenalan dan penarikan kembali
  • Fleksibilitas dan efesiensi
  • Berhubungan dengan keindahan dan desain minimalis
  • Bantuan bagi user untuk mengenali, mendiagonis dan memperbaiki dari kesalahan.
  • Help dan dokumentasi.
             Tujuan dari evaluasi heuristik adalah untuk memperbaiki perancangan secara efektif. Evaluator melakukan evaluasi melalui kinerja dari serangkaian tugas dengan perancangan dan dilihat kesesuaiannya dengan kinerja setiap tingkatan. Jika ada kesalahan yang terdeteksi maka perancangan dapat ditinjau ulang guna memperbaiki masalah tersebut sebelum sampai pada tingkatan implemetasi. 
  • Cognitive Walkthrough
         Suatu usaha yang dilakukan untuk mengenalkan teori psikologi ke dalam bentuk informal dan subjektif. Dengan kata lain, usaha ini bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan dengan melihat seberapa besar  dukungan yang diberikan ke pengguna guna mempelajari berbagai tugas yang diberikan. Pendekataan ini dikemukakan oleh Polson, dkk. Walkthrough dilaksanakan oleh perancang atau seorang ahli psikologi kognitif. Ahli bekerja melalui perancangan tugas tertentu, tahap demi tahap, mengindentifikasikan masalah yang berpotensi pada kriteria psikologi dan kemudian dibandingkan dengan proses dimana perancang software akan bekerja dengan coding pada kondisi yang berbeda, guna mengevaluasi untuk kerja setiap software.
          Cognitive walkthrough harus menunjukan jika dan bagaimana interface merujuk user untuk membangkitkan tujuan yang benar dari pelaksanaan tugas yang diinginkan, dan memilih aksi yang diperlukan untuk  memenuhi setiap tujuan. Untuk melakukan cognitive walkthrough harus mempunyai informasi yang dibutuhkan. 
  • Deskripsi dari interface yang dibutuhkan itu.
  • Deskripsi tugas, termasuk usaha yang benar untuk melakukannya dan stuktur tujuan untuk mendukungnya.
Dengan informasi ini maka evaluator dapat melakukan langkah walkthrough : 
  • Pilih tugas
  • Deskripsi tujuan awal dari user
  • Lakukan kegiatan/aksi yang tepat
  • Analisis proses keputusan untuk setiap kegiatan.
          Cognitive walkthrough berbasis formulir yang disediakan untuk merunjuk evaluator melalui sekumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan tugas dan tujuan user. Cognitive walkthrough merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk fase perancangan awal maupun untuk mengevaluasi sistem, berisi informasi yang berhubungan dengan kemampuan belajar (learnability) dari interface. Jika digunakaan  diawal perancangan maka akan dapat mengidentifikasi masalah perancangan sebelum tahap prototype dan langsung difokuskan pada evalusi selanjutnya. Meskipun dirancang untuk digunakan oleh perancang sendiri tetapi juga memerlukan pengetahuan teori psikologi secara terminologi agar efektif.
  • Usability Testing
      Menurut Nielson (2003), Usability adalah suatu attribut untuk menilai seberapa mudah interface website digunakan. Usability juga sering digunakan untuk meningkatkan kemudahan pengguna selama proses desain. Usability memiliki lima komponen yang sangat penting yaitu:
  • Learnability. Seberapa mudah pengguna dapat menyelesaikan tugas-tugas dasar ketika mereka melihat desain.
  • Efficiency. Setelah mereka mempelajari tentang desain, seberapa cepat mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
  • Memorability. Setelah pengguna tidak lagi menggunakan website tersebut maka seberapa ingat mereka menemukan kembali website tersebut.
  • Errors. Berapa banyak kesalahan yang dibuat oleh pengguna, seberapa parah kesalahan ini, dan bagaimana mereka memperbaiki kesalahan tersebut.
  • Satisfaction. Apakah desain yang sudah dibuat menyenangkan bagi pengguna?
          Menurut Jumeno (2010), kemudahan penggunaan (usability) website sangat terkait dengan bidang keilmuan Human Computer Interaction (HCI), yaitu mengenai bagaimana manusia sebagai pengguna website berinteraksi dengan sistem yang ada pada website tersebut. Website harus dirancang seergonomis mungkin dengan prinsip human-centred design, sehingga memudahkan manusia untuk menggunakan website tersebut. Semua kekurangan dan kelebihan manusias harus diperhatikan dalam merancang sebuah website agar dapat bersifat usable. Selain itu, pendapat dan keluhan dari manusia sebagai pengguna website juga dapat menjadi bahan pertimbangan yang dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengembangkan sebuah website.
Usability sangat penting untuk keberlangsungan sebuah website. Jika sebuah website sulit untuk digunakan maka pengguna akan pergi bahkan tidak akan menggunjungi website tersebut. Jika sebuah homepage gagal memberikan penjelasan atau informasi sulit di mengerti maka penawaran tidak dapat dilakukan melalui situs, orang-orang tidak akan mengunjungi website tersebut.

        Jadi, Usability Testing merupakan proses dimana evaluasi produk langsung dilakukan oleh pengguna, agar kekurangan dari software yang dibuat bisa langsung ditemukan dan diperbaiki. Website yang mendukung tentang Usability Testing ini adalah usability.gov. Disana terdapat banyak tutorial tentang Usability Testing dan lain - lain.

Oke mungkin cukup sekian saja penjelasannya. Mudah - mudahan setelah saya menulis ini, pemahaman dibidang evaluation dan testing saya dapat bertambah, dan rekan - rekan pembaca juga dapat mengambil pelajaran dari tulisan saya.


Sampai jumpa di tulisan selanjutnya :D

Monday, 12 May 2014

Poland Vs Indonesian

Selamat pagi!

Kali ini saya akan membahas tentang visualisasi informasi Polandia Vs Indonesia. Dalam artikel ini, saya memvisualisasikan peta kekuatan militer dari Polandia dan Indonesia berdasarkan beberapa parameter, yaitu Manpower, Resources (Petroleum), dan Financial in USD. Data yang saya gunakan berasal dari website www.globalfirepower.com. Selamat membaca :)

Manpower dan Resources (Petroleum) Poland Vs Indonesian

Kita lihat dari parameter pertama, Manpower. Total populasi yang tersedia dari kedua negara ini jelas dimenangkan oleh Indonesia. Jumlah yang mencapai 250 jt jiwa menunjukkan dengan jelasnya bahwa Indonesia merupakan negara dengan sumberdaya manusia yang besar jika dibandingkan dengan Polandia. Akan tetapi, Jumlah populasi yang begitu besarnya justru kalah dari segi Available Manpower. Polandia yang hanya memiliki populasi sekitar 38 jt jiwa memiliki Available Manpower sebanyak 18 jt jiwa atau sekitar 49.05%, sedangkan Indonesia dari total populasi sekitar 250 jt jiwa memiliki Available Manpower sebanyak 129 jt jiwa atau sekitar 42.82%. Terlihat bahwa Polandia lebih efektif dalam hal sumberdaya manusia, karena dari total populasi terdapat Available Manpower sebanyak 49.05%. Begitu juga dengan Active Frontline dan Active Reserve, Indonesia tertinggal dari Polandia.

Dari parameter kedua, Resources (Petroleum), dapat dilihat bahwa Indonesia lebih baik dari Polandia jika dilihat dari cadangan minyak yang tersedia dan produksi minyaknya. Namun dari segi pemakaian, Indonesia termasuk dalam negara yang cukup banyak pemakaian minyaknya, mencapai 1.300.000 bbl/hari.

Financial in USD for Poland

Financial in USD for Indonesian

Dan parameter terakhir, yaitu kekuatan Financial. Dilihat dari aspek Defense Budget, Polandia memiliki Defense Budget yang sedikit lebih baik dari Indonesia. Sedangkan dari External Debt, Polandia lebih banyak memiliki hutang dibanding Indonesia. Sedangkan dilihat dari aspek terakhir, Purchasing Power and Parity, Indonesia lebih banyak belanja ketimbang Polandia.

Mungkin segitu saja Visualisasi Peta Kekuatan Polandia Vs Indonesia berdasarkan parameter Manpower, Resources (Petroleum), dan Financial in USD. Mudah - mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.