Selamat
malam!
Kali ini saya akan sedikin menjabarkan tentang beberapa teknik - teknik evaluasi. Hal ini didasari karena saya sendiri juga belum paham dengan teknik - teknik ini, lagi pula pas banget ada tugas membuat webliography tentang evaluation dan testing UX/UI, jadi ibaratnya sambil menyelam minum air hehe. Yuk dimulai aja :D
Evaluasi adalah suatu tes atas tingkat penggunaan dan fungsionalitas system yang dilakukan di dalam laboratorium, di lapangan, atau di dalam kolaborasi dengan pengguna. Yang dievaluasi pada interaksi manusia dan komputer adalah desain dan implementasinya. Evaluasi sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan semua tahapan siklus hidup desain.
Evaluasi memiliki tiga tujuan utama, yaitu :
- Melihat
seberapa jauh system berfungsi, mencakup kesesuaian penggunaan system
terhadap harapan user pada tugas tersebut. Evaluasi pada tahap ini
meliputi pengukuran unjuk kerja dari user pada system, untuk
melihat keefektifan system dalam mendukung tugas.
- Melihat
efek interface bagi pengguna. Mencakup aspek dari kemudahan system
dipelajari, daya guna dan perilaku user.
- Mengidentifikasi
problem khusus yang terjadi pada system. Ketika penggunaan suatu
konteks memberikan hasil yang tidak diinginkan, atau
terjadi kekacauan di antara user. Tujuan ini merupakan aspek negatif
dari desain.
Berikut adalah beberapa teknik evaluasi :
- Heuristic Evaluation
Evaluasi ini di
usulkan oleh Nielsen dan Molich, hampir sama dengan cognitive walkthrough
tetapi sedikit terstuktur dan sedikit terarah. Heuristik adalah
guideline, prinsip umum dan peraturan, pengalaman yang bisa
membantu suatu keputusan atau kritik atas suatu keputusan yang telah diambil,
beberapa penilaian bebas tehadap suatu desain supaya kritik bisa memajukan
potensi daya guna.
Penilaian terhadap
suatu daya guna dari suatu sistem memiliki peringkat 75 % dibanding
tampilan sistem. Ada sepuluh dasar dari heuristik, seperti :
- Visibilitas status sistem
- Kecocokan antara sistem dan dunia maya
- Control user dan kebebasan
- Konsisten dan standar
- Pencegahan kesalahan
- Pengenalan dan penarikan kembali
- Fleksibilitas dan efesiensi
- Berhubungan dengan keindahan dan desain minimalis
- Bantuan bagi user untuk mengenali, mendiagonis dan
memperbaiki dari kesalahan.
- Help dan dokumentasi.
Tujuan
dari evaluasi heuristik adalah untuk memperbaiki perancangan secara efektif.
Evaluator melakukan evaluasi melalui kinerja dari serangkaian tugas dengan
perancangan dan dilihat kesesuaiannya dengan kinerja setiap tingkatan. Jika ada
kesalahan yang terdeteksi maka perancangan dapat ditinjau ulang guna
memperbaiki masalah tersebut sebelum sampai pada tingkatan implemetasi.
- Cognitive Walkthrough
Suatu usaha
yang dilakukan untuk mengenalkan teori psikologi ke dalam bentuk informal dan
subjektif. Dengan kata lain, usaha ini bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan
dengan melihat seberapa besar dukungan yang diberikan ke pengguna guna
mempelajari berbagai tugas yang diberikan. Pendekataan ini dikemukakan oleh
Polson, dkk. Walkthrough dilaksanakan oleh perancang atau seorang ahli
psikologi kognitif. Ahli bekerja melalui perancangan tugas tertentu, tahap demi
tahap, mengindentifikasikan masalah yang berpotensi pada kriteria psikologi dan
kemudian dibandingkan dengan proses dimana perancang software akan bekerja
dengan coding pada kondisi yang berbeda, guna mengevaluasi untuk kerja setiap
software.
Cognitive
walkthrough harus menunjukan jika dan bagaimana interface merujuk user untuk
membangkitkan tujuan yang benar dari pelaksanaan tugas yang diinginkan, dan
memilih aksi yang diperlukan untuk memenuhi setiap tujuan. Untuk
melakukan cognitive walkthrough harus mempunyai informasi yang dibutuhkan.
- Deskripsi dari interface yang dibutuhkan itu.
- Deskripsi tugas, termasuk usaha yang benar untuk
melakukannya dan stuktur tujuan untuk mendukungnya.
Dengan informasi ini maka evaluator dapat
melakukan langkah walkthrough :
- Pilih tugas
- Deskripsi tujuan awal dari user
- Lakukan kegiatan/aksi yang tepat
- Analisis proses keputusan untuk setiap kegiatan.
Cognitive
walkthrough berbasis formulir yang disediakan untuk merunjuk evaluator melalui
sekumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan tugas dan tujuan user. Cognitive
walkthrough merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk fase perancangan
awal maupun untuk mengevaluasi sistem, berisi informasi yang berhubungan dengan
kemampuan belajar (learnability) dari interface. Jika
digunakaan diawal perancangan maka akan dapat mengidentifikasi masalah
perancangan sebelum tahap prototype dan langsung difokuskan pada evalusi
selanjutnya. Meskipun dirancang untuk digunakan oleh perancang sendiri tetapi
juga memerlukan pengetahuan teori psikologi secara terminologi agar efektif.
- Usability Testing
Menurut Nielson (2003), Usability adalah suatu attribut untuk
menilai seberapa mudah interface website digunakan. Usability juga sering
digunakan untuk meningkatkan kemudahan pengguna selama proses desain. Usability
memiliki lima komponen yang sangat penting yaitu:
- Learnability. Seberapa mudah pengguna dapat
menyelesaikan tugas-tugas dasar ketika mereka melihat desain.
- Efficiency. Setelah mereka mempelajari tentang
desain, seberapa cepat mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
- Memorability. Setelah pengguna tidak lagi
menggunakan website tersebut maka seberapa ingat mereka menemukan kembali
website tersebut.
- Errors. Berapa banyak kesalahan yang dibuat oleh
pengguna, seberapa parah kesalahan ini, dan bagaimana mereka memperbaiki
kesalahan tersebut.
- Satisfaction. Apakah desain yang sudah dibuat
menyenangkan bagi pengguna?
Menurut
Jumeno (2010), kemudahan penggunaan (usability) website sangat terkait dengan
bidang keilmuan Human Computer Interaction (HCI), yaitu mengenai bagaimana
manusia sebagai pengguna website berinteraksi dengan sistem yang ada pada
website tersebut. Website harus dirancang seergonomis mungkin dengan prinsip
human-centred design, sehingga memudahkan manusia untuk menggunakan website
tersebut. Semua kekurangan dan kelebihan manusias harus diperhatikan dalam
merancang sebuah website agar dapat bersifat usable. Selain itu, pendapat dan
keluhan dari manusia sebagai pengguna website juga dapat menjadi bahan
pertimbangan yang dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengembangkan sebuah
website.
Usability sangat penting untuk keberlangsungan
sebuah website. Jika sebuah website sulit untuk digunakan maka pengguna akan
pergi bahkan tidak akan menggunjungi website tersebut. Jika sebuah homepage
gagal memberikan penjelasan atau informasi sulit di mengerti maka penawaran
tidak dapat dilakukan melalui situs, orang-orang tidak akan mengunjungi website
tersebut.
Jadi, Usability
Testing merupakan proses dimana evaluasi produk langsung dilakukan oleh
pengguna, agar kekurangan dari software yang dibuat bisa langsung ditemukan dan
diperbaiki. Website yang mendukung tentang Usability Testing ini adalah usability.gov.
Disana terdapat banyak tutorial tentang Usability Testing dan lain - lain.
Oke mungkin cukup sekian saja penjelasannya.
Mudah - mudahan setelah saya menulis ini, pemahaman dibidang evaluation dan
testing saya dapat bertambah, dan rekan - rekan pembaca juga dapat mengambil
pelajaran dari tulisan saya.
Sampai jumpa di tulisan selanjutnya :D
No comments:
Post a Comment