Tuesday, 13 May 2014

Webliography Evaluation and Testing

Selamat malam!

Kali ini saya akan sedikin menjabarkan tentang beberapa teknik - teknik evaluasi. Hal ini didasari karena saya sendiri juga belum paham dengan teknik - teknik ini, lagi pula pas banget ada tugas membuat webliography tentang evaluation dan testing UX/UI, jadi ibaratnya sambil menyelam minum air hehe. Yuk dimulai aja :D

Evaluasi adalah suatu tes atas tingkat penggunaan dan fungsionalitas system yang dilakukan di dalam laboratorium, di lapangan, atau di dalam kolaborasi dengan pengguna. Yang dievaluasi pada interaksi manusia dan komputer adalah desain dan implementasinya. Evaluasi sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan semua tahapan siklus hidup desain.

Evaluasi memiliki tiga tujuan utama, yaitu :
  1. Melihat seberapa jauh system berfungsi, mencakup kesesuaian penggunaan system terhadap harapan user pada tugas tersebut. Evaluasi pada tahap ini meliputi pengukuran unjuk kerja dari user pada system, untuk melihat keefektifan system dalam mendukung tugas.
  2. Melihat efek interface bagi pengguna. Mencakup aspek dari kemudahan system dipelajari, daya guna dan perilaku user.
  3. Mengidentifikasi problem khusus yang terjadi pada system. Ketika penggunaan suatu konteks memberikan hasil yang tidak diinginkan, atau terjadi kekacauan di antara user. Tujuan ini merupakan aspek negatif dari desain.
Berikut adalah beberapa teknik evaluasi :
  • Heuristic Evaluation
       Evaluasi ini  di usulkan oleh Nielsen dan Molich, hampir  sama dengan cognitive walkthrough tetapi sedikit terstuktur dan sedikit terarah.  Heuristik  adalah guideline,  prinsip umum dan peraturan,  pengalaman yang bisa membantu suatu keputusan atau kritik atas suatu keputusan yang telah diambil, beberapa penilaian bebas tehadap suatu desain supaya kritik bisa memajukan potensi daya guna.
       Penilaian terhadap suatu daya guna dari suatu sistem memiliki peringkat 75 % dibanding  tampilan sistem. Ada sepuluh dasar dari heuristik,  seperti : 
  • Visibilitas status sistem
  • Kecocokan antara sistem dan dunia maya
  • Control user dan kebebasan
  • Konsisten dan standar
  • Pencegahan kesalahan
  • Pengenalan dan penarikan kembali
  • Fleksibilitas dan efesiensi
  • Berhubungan dengan keindahan dan desain minimalis
  • Bantuan bagi user untuk mengenali, mendiagonis dan memperbaiki dari kesalahan.
  • Help dan dokumentasi.
             Tujuan dari evaluasi heuristik adalah untuk memperbaiki perancangan secara efektif. Evaluator melakukan evaluasi melalui kinerja dari serangkaian tugas dengan perancangan dan dilihat kesesuaiannya dengan kinerja setiap tingkatan. Jika ada kesalahan yang terdeteksi maka perancangan dapat ditinjau ulang guna memperbaiki masalah tersebut sebelum sampai pada tingkatan implemetasi. 
  • Cognitive Walkthrough
         Suatu usaha yang dilakukan untuk mengenalkan teori psikologi ke dalam bentuk informal dan subjektif. Dengan kata lain, usaha ini bertujuan untuk mengevaluasi perencanaan dengan melihat seberapa besar  dukungan yang diberikan ke pengguna guna mempelajari berbagai tugas yang diberikan. Pendekataan ini dikemukakan oleh Polson, dkk. Walkthrough dilaksanakan oleh perancang atau seorang ahli psikologi kognitif. Ahli bekerja melalui perancangan tugas tertentu, tahap demi tahap, mengindentifikasikan masalah yang berpotensi pada kriteria psikologi dan kemudian dibandingkan dengan proses dimana perancang software akan bekerja dengan coding pada kondisi yang berbeda, guna mengevaluasi untuk kerja setiap software.
          Cognitive walkthrough harus menunjukan jika dan bagaimana interface merujuk user untuk membangkitkan tujuan yang benar dari pelaksanaan tugas yang diinginkan, dan memilih aksi yang diperlukan untuk  memenuhi setiap tujuan. Untuk melakukan cognitive walkthrough harus mempunyai informasi yang dibutuhkan. 
  • Deskripsi dari interface yang dibutuhkan itu.
  • Deskripsi tugas, termasuk usaha yang benar untuk melakukannya dan stuktur tujuan untuk mendukungnya.
Dengan informasi ini maka evaluator dapat melakukan langkah walkthrough : 
  • Pilih tugas
  • Deskripsi tujuan awal dari user
  • Lakukan kegiatan/aksi yang tepat
  • Analisis proses keputusan untuk setiap kegiatan.
          Cognitive walkthrough berbasis formulir yang disediakan untuk merunjuk evaluator melalui sekumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan tugas dan tujuan user. Cognitive walkthrough merupakan metode analisis yang dapat digunakan untuk fase perancangan awal maupun untuk mengevaluasi sistem, berisi informasi yang berhubungan dengan kemampuan belajar (learnability) dari interface. Jika digunakaan  diawal perancangan maka akan dapat mengidentifikasi masalah perancangan sebelum tahap prototype dan langsung difokuskan pada evalusi selanjutnya. Meskipun dirancang untuk digunakan oleh perancang sendiri tetapi juga memerlukan pengetahuan teori psikologi secara terminologi agar efektif.
  • Usability Testing
      Menurut Nielson (2003), Usability adalah suatu attribut untuk menilai seberapa mudah interface website digunakan. Usability juga sering digunakan untuk meningkatkan kemudahan pengguna selama proses desain. Usability memiliki lima komponen yang sangat penting yaitu:
  • Learnability. Seberapa mudah pengguna dapat menyelesaikan tugas-tugas dasar ketika mereka melihat desain.
  • Efficiency. Setelah mereka mempelajari tentang desain, seberapa cepat mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
  • Memorability. Setelah pengguna tidak lagi menggunakan website tersebut maka seberapa ingat mereka menemukan kembali website tersebut.
  • Errors. Berapa banyak kesalahan yang dibuat oleh pengguna, seberapa parah kesalahan ini, dan bagaimana mereka memperbaiki kesalahan tersebut.
  • Satisfaction. Apakah desain yang sudah dibuat menyenangkan bagi pengguna?
          Menurut Jumeno (2010), kemudahan penggunaan (usability) website sangat terkait dengan bidang keilmuan Human Computer Interaction (HCI), yaitu mengenai bagaimana manusia sebagai pengguna website berinteraksi dengan sistem yang ada pada website tersebut. Website harus dirancang seergonomis mungkin dengan prinsip human-centred design, sehingga memudahkan manusia untuk menggunakan website tersebut. Semua kekurangan dan kelebihan manusias harus diperhatikan dalam merancang sebuah website agar dapat bersifat usable. Selain itu, pendapat dan keluhan dari manusia sebagai pengguna website juga dapat menjadi bahan pertimbangan yang dapat digunakan untuk memperbaiki atau mengembangkan sebuah website.
Usability sangat penting untuk keberlangsungan sebuah website. Jika sebuah website sulit untuk digunakan maka pengguna akan pergi bahkan tidak akan menggunjungi website tersebut. Jika sebuah homepage gagal memberikan penjelasan atau informasi sulit di mengerti maka penawaran tidak dapat dilakukan melalui situs, orang-orang tidak akan mengunjungi website tersebut.

        Jadi, Usability Testing merupakan proses dimana evaluasi produk langsung dilakukan oleh pengguna, agar kekurangan dari software yang dibuat bisa langsung ditemukan dan diperbaiki. Website yang mendukung tentang Usability Testing ini adalah usability.gov. Disana terdapat banyak tutorial tentang Usability Testing dan lain - lain.

Oke mungkin cukup sekian saja penjelasannya. Mudah - mudahan setelah saya menulis ini, pemahaman dibidang evaluation dan testing saya dapat bertambah, dan rekan - rekan pembaca juga dapat mengambil pelajaran dari tulisan saya.


Sampai jumpa di tulisan selanjutnya :D

No comments:

Post a Comment